BANTEN, MediaTransparancy – Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) sekitar 17 Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Tangerang, Provinsi Banten diduga menjadi bancakan oknum Tim BOS Provinsi Banten berinisial AH.
Data dan informasi yang diperoleh MediaTransparancy.com dari berbagai sumber terpercaya menyebutkan, bahwa oknum Tim BOS Provinsi Banten berinisial AH telah melakukan berbagai cara tipu daya terhadap dana BOS 17 SMP swasta di wilayah Tangerang untuk tujuan memperkaya diri sendiri.
“Dana BOS di Provinsi Banten masih sangat rentan manipulasi. Oknum-oknum BOS Provinsi Banten, seperti AH, menggunakan berbagai cara untuk meraup keuntungan pribadi dari dana BOS,” ujarnya.
Dikatakannya, oknum Tim BOS Provinsi Banten berinisial AH mengelola 17 sekolah swasta di wilayah Tangerang.
“Sebagai Tim BOS, AH menangani 17 SMP swasta se-Tangerang,” ungkapnya.
Adapun modus AH dalam ‘merampok’ dana BOS dari 17 SMP swasta se-Tangerang tersebut dari pengembalian dana BOS.
“Mereka bermain dalam pengembalian Dana BOS. Contoh, pengembalian BOS Kabupaten Tangerang,” tuturnya.
Dia mengatakan, ada dugaan manipulasi pengembalian dana dari sekolah ke bank/kas daerah yang masih menggunakan Bank BJB dengan rekening BJB.
“Contoh, pengembalian dana jumlahnya Rp 90.000.000 dari sekolah, namun oleh oknum Tim BOS disetorkan ke bank tercatat Rp 9.000.000. Kemudian, salinan yang diberikan kepada sekolah tetap berjumlah Rp 90.000.000. Dengan artian, ada manipulasi uang negara yang masuk ke kantong pribadi oknum Tim BOS untuk satu sekolah sebesar Rp 81.000.000,” paparnya.
Menanggapi maraknya dugaan penipuan Dana BOS di Kabupaten/Kota Provinsi Banten tersebut, Sekjen LSM Gerakan Cinta Indonesia (GRACIA), Hisar Sihotang yang dimintai komentarnya berujar, bahwa Pemprov Banten telah memelihara ‘drakula’ penghisap uang rakyat melalui dana bos.
“Monster-monster pengeruk uang rakyat melalui dana BOS masih bergentayangan di Pemprov Banten,” katanya.
Hisar menyampaikan, bahwa dana BOS masih menjadi lahan korupsi yang sangat menjanjikan bagi para rampok uang negara.
“Coba bayangkan, apabila satu SMP swasta di Tangerang AH bisa meraup uang sebanyak Rp 81.000.000, artinya AH bisa merampok uang negara sekitar Rp 1,3 miliar dalam setahun dari 17 sekolah. Ini mengerikan,” sebutnya.
Hisar menambahkan, besarnya uang yang dihasilkan AH menjadikan dirinya sebagai orang yang kaya raya untuk sekelas Tim BOS.
“Atas pencapaiannya, AH menjadi kaya raya untuk golongannya. Punya kendaraan Civic Turbo. Tidak hanya itu, AH mampu menjadi caleg salah satu partai politik yang nota bene mengeluarkan uang banyak,” paparnya.
Hisar mengatakan, maraknya oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan Dana BOS untuk kepentingan pribadinya akibat lemahnya hukum di negeri ini.
“Pengawasan lemah, aparat hukum lemah. Coba kalau terbukti, yang bersangkutan dihukum mati, atau paling tidak dimiskinkan, pasti orang takut melakukannya,” ujarnya.
Untuk menghentikan sepak terjang para rampok uang negara tersebut, Hisar meminta aparat kepolisian melakukan penyelidikan terhadap Tim BOS Provinsi Banten, salah satunya AH.
“Saya minta aparat kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap pengembalian Dana BOS pada 17 SMP swasta di Kabupaten Tangerang tahun 2017, 2018 dan 2019 pasti akan ketahuan siapa dalangnya,” katanya.
Ditambahkannya, dalam waktu dekat pihaknya akan membawa masalah ini ke ranah hukum.
“Kasus ini harus diusut tuntas. Dalam waktu dekat kita akan laporkan masalah ini ke aparat hukum terkait. Jika tidak, oknum Tim BOS seperti AH akan tetap bergentayangan merampok uang rakyat,”
Sementara itu, salah seorang Tim BOS Provinsi Banten yang diduga ikut terlibat dalam permainan dugaan manipulasi Dana BOS ketika dikonfirmasi tidak mau berkomentar.
Penulis: Redaksi