JAKARTA, MEDIA TRANSPARANCY – Dibutuhkan ide kreatif dan ketekunan untuk mengolah limbah hasil laut menjadi hasta karya yang bernilai tinggi.
Taryana (50), pengrajin dari RW 020 Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan berhasil memanfaatkan limbah hasil laut seperti tulang ikan, cangkang kerang, kepiting, kuda laut dan lain-lain untuk dikreasikan menjadi karya seni yang diminati wisatawan lokal ataupun mancanegara.
Dengan menggunakan label Shaka Karya Miniatur, ia bergabung sebagai anggota Dekranasda wilayah Jakarta Utara sejak 2 tahun lalu untuk memperluas pemasaran hasil kerajinan yang dimilikinya.
“Dari tahun 80 an, saya sudah berkecimpung di bidang ini. Dulu juga pernah mengolah kerajinan eceng gondok kemudian beralih ke limbah hasil laut karena mudah mendapatkan bahan bakunya di kawasan perikanan Muara Angke,” ungkapnya ketika menghadiri pertemuan anggota Dekranasda Jakarta Utara di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Kamis (29/8/2019).
Dengan modal awal sekitar Rp1 juta, ia memacu ide-ide kreatifnya agar menghasilkan karya seni yang bisa diminati banyak orang.
“Yang buat mahal itu ide, kemasan produk dan kesabaran dalam proses pembuatannya. Kita buat robot tulang ikan, gelang dan pajangan lainnya dengan harga mulai dari 50 ribu sampai 8 Jutaan. Pembeli juga bisa pesan sesuai keinginannya,” terangnya.
Dalam sehari ia bisa membuat 100 gelang ikan yang dipadukan dengan bahan lainnya. Hasil kerajinan yang dibuatnya pun sangat diminati wisatawan lokal sampai mancanegara.
“Selain Indonesia, ada pembeli dari Australia, Singapura, Arab, India, Jepang, dan China. Saya juga kirim pesanan gelang tulang ikan toko souvenir di Bali. Kalau ibu-ibu suka membeli gelang tulang ikan dengan tambahan mutiara. Sedangkan untuk membuat robot tulang ikan bisa sampai 2 bulan karena tingkat kesulitannya lebih tinggi,” tutur pria asal Cirebon ini.
Taryana menceritakan kalau dirinya kerap menjadi peserta pameran produk kerajinan di sejumlah daerah. Karena dari pameran itu, hasil kerajinanya bisa dikenal masyarakat luas. Dengan dikenalnya Shaka Karya Miniatur sebagai produk unggulan dari Jakarta Utara, ia mengaku bahagia dan merasa bersyukur.
“Yang penting kita sudah berbuat sesuatu yang terbaik untuk Jakarta Utara karena tidak semua orang memiliki keahlian untuk mengkreasikan limbah tulang ikan menjadi karya seni yang bernilai,” pungkasnya.
Penulis: Aloysius/Posman