SLEMAN, MediaTransparancy.com – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman nomor urut 2, Harda Kiswaya-Danang Maharsa, akhirnya menanggapi kontroversi baliho kampanye mereka yang dianggap bernada seksis. Baliho tersebut sempat viral di media sosial setelah diunggah di akun Instagram @politicaljokesid.
Pesan dalam baliho itu berbunyi “Milih Imam (Pemimpin) Kok Wedok. Jangan Ya Dik Ya! Imam (Pemimpin) Kudu Lanang” yang berarti “Memilih imam (pemimpin) kok perempuan. Jangan ya! Imam (pemimpin) harus pria”.
Menanggapi isu yang ramai diperbincangkan publik dan dinilai merendahkan perempuan, calon Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengakui bahwa baliho tersebut muncul di beberapa titik.
Meski demikian, dia menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil tindakan tegas untuk membersihkannya.
“Sudah, sudah. Kalau terkait itu dari kemarin kita sudah bersihkan, sudah kita perintahkan untuk membersihkan semuanya, di manapun itu dipasang,” ungkap Danang saat dihubungi wartawan, Kamis (17/10).
Danang juga menyampaikan, bahwa tim mereka saat ini tengah menyelidiki lebih lanjut apakah baliho tersebut memang dibuat oleh tim pemenangan mereka atau relawan.
Menurutnya, tim kampanye Harda-Danang tidak pernah secara resmi menginstruksikan pembuatan baliho dengan pesan tersebut.
“Ya itu sebenarnya ini kan kita juga dalam pencarian, yang memasang baliho itu siapa, apakah kita (tim pemenangan), apakah relawan,” kata Danang.
Ia menambahkan, bahwa kemungkinan ada pihak lain yang sengaja memasang baliho tersebut untuk menjatuhkan citra pasangan ini. Meski demikian, Danang tetap berterima kasih kepada para relawan yang telah berkontribusi dalam kampanye mereka dan mengimbau agar semua kegiatan ke depannya selalu berkoordinasi dengan tim pemenangan.
“Kami mengapresiasi relawan yang sudah membantu, namun ini menjadi pembelajaran agar ke depannya semua tindakan dan pemasangan alat kampanye harus dikomunikasikan lebih baik dengan timses kami,” tegasnya.
Disisi lain, pasangan pesaing Kustini Sri Purnomo-Sukamto yang juga berkompetisi dalam Pilkada Sleman 2024 memilih untuk tidak banyak berkomentar.
Ketua Tim Pemenangan Kustini-Sukamto, R Inoki Azmi Purnomo, menegaskan, bahwa pihaknya menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai kejadian tersebut.
“Soal itu biarlah masyarakat yang menilai. KuSuka memposisikan perempuan maupun laki-laki setara dalam hak politik,” katanya.
Namun, di media sosial, banyak warga dan netizen yang meragukan klarifikasi Danang. Seorang netizen berkomentar, “Ya kalau memang benar baliho bukan dari tim, laporkan polisi lah, bukan kok malah mengkambinghitamkan relawan,” Komentar ini mencerminkan ketidakpercayaan sebagian masyarakat atas pernyataan yang diberikan oleh pihak Harda-Danang dan menuntut tindakan lebih tegas.