TANGERANG SELATAN, MediaTransparancy.com – Bantuan sosial berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sembako pada tahun 2025 di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten sebanyak 9.599 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) belum lama ini telah disalurkan oleh PT. POS Indonesia.
Mestinya, Pemerintah Kota Tangsel lebih memprioritaskan penyandang disabilitas dari keluarga miskin sebagai penerima manfaat bansos. Bukan sebaliknya, penyandang disabilitas luput dari perhatian Pemkot Tangsel.
Hal itu diucapkan, Musal As’ari (Moses) Ketua #GenTansel yang mengaku prihatin melihat kondisi kedua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang terletak daerah Perigi Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Selasa (4/3).
Moses mengendus penerima bansos PKH dan program sembako di Kota Tangsel tidak tepat sasaran dalam Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2019 kriteria penerima bansos, adalah keluarga miskin, rentan miskin dan penyandang disabilitas.
“Dugaannya cukup kuat, verifikasi dan palidasi serta rekrut penerima bansos yang dilakukan oleh kelurahan, sebagai penerima yang terdaftar di DTKS disinyalir tidak tepat sasaran atau tidak sesuai kriteria program,” tegasnya.
Dikatakan Moses, dua ABK bernama Umi Kalsum dan Aprilia kondisinya hanya diurus oleh seorang ayah yang tidak memiliki gaji tetap. Bahkan, kata Moses kondisinya sempat viral ditahun 2024 lalu.
“Saya mendapat infonya, mereka telah didatangi oleh Dinsos, dan Dinkes, bahkan datanya sudah didaftarkan ke DTKS, tapi sayangnya, pada saat penyaluran Bansos nama mereka tidak terdaftar sebagai penerima bansos,” jelas Moses.
Moses menyayangkan terhadap Dinas Sosial Tangerang Selatan, yang tidak peka terhadap penyadang disabilitas. Bahkan Moses juga mengancam akan menggelar audensi di Dinas Sosial Tangerang Selatan.
“Kami mendesak Dinsos Tangsel bertanggung jawab terhadap ABK itu, dan segera tetap mereka sebagai penerima Bansos, apabila dibiarkan maka, Kami akan menggelar audensi di Dinsos Tangsel,” tandasnya.
Selain itu, Moses juga akan mempertanyakan penyaluran bansos yang belum lama ini disalurkan oleh KC PT POS Indonesia, sebab menurut Moses, bila ditelusuri secara benar maka akan banyak ditemukan penerima manfaat tidak terdeteksi.
“Kita akan tanyakan berapa persen penerima bansos yang tak terdeteksi atau meninggal dunia, berapa yang direturn,” tutupnya.
Penulis: HI