JAKARTA, MEDIA TRANSPARANCY – Pekan Olah Raga Pelajar se DKI Jakarta yang berlangsung di Gelanggang Remaja Jakarta Utara (GRJU) pada Sabtu 16/11/2019 di sambut berbagai protes oleh para orang tua para bibit-bibit atlit khususnya di cabang olah raga renang yadi siang.
Kericuhan tersebut di sampaikan oleh salah seorang orang tua atlit yang enggan di sebutkan namanya itu di karenakan kolam renang yang seharusnya menjadi steril untuk lomba justru di penuhi oleh para penghujung ranang yang bayar biasanya setiap harinya.
“Ini bagaimana kesiapan Disorda Jakarta Utara dan panitia di lomba renang, masa lagi ada pertandingan malah di berikan kebebasan untuk umum bagaimana ini sangat mengganggu kosentrasi para bibit atlit renang di pelajar?” ungkap salah satu orang tua yang enggang di sebutkan namanya berdomisili di Jakarta Timur.
Menurut salah satu ibu SR yang hanya mau di sebutkan inisialnya saja juga mengomentari dan mengeluhkan kondisi lomba renang tersebut seperti main-main saja alias tidak ada komunikasi yang jelas, padahal menurutnya pertandingan ini sudah 2 tahun berjalan dan terencanakan.
Beberapa panitia pun di sibikan dengan melarang anak-anak umum yang tidak atau tak terdaftar dalam lomba agar tidak mengganggu para peserta lomba yang sedang bertanding dengan mengangkat tali yang telah di bentangkan dalam kolam sebagai pembatas area lomba.
Selain itu juga setelah mediatransparancy.com mencoba komfirmasi ke wali kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko terkait ketidak siapan Sudin Olah Raga Jakarta Utara dalam memfasilitasi lomba tingkat DKI Jakarta tersebut hanya berkomentar “SIAP AKAN KAMI TINDAKLANJUTI”
Walaupun dalam lomba renang tinhkat pelajar se DKI Jakarta di penuhi dengan masyarakat umun, lomba renang tersebut tetap berjalan walaupun penuh dengan kekecewaan para guru sekolah maupun orang tua yang mengantar anak dididknya.
Penulis : MT5