banner 728x250

KEMACETAN KIAN PARAH, KEMENKO PMK INGATKAN MASYARAKAT LEBIH TERTIB BERLALU-LINTAS

judul gambar

JAKARTA, MEDIATRANSPARANCY.COM – Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan berharap masyarakat lebih sabar dan sadar dalam menaati lalu lintas. Apalagi hampir semua kawasan di Jabodetabek mengalami kemacetan parah sebagai imbas pembangunan jalan.

Demikian dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Deputi bidang Koordinasi Kebudayaan, Kemenko PMK , Nyoman Shuida yang dikutip dari laman kemenkopmk.go.id, Senin (4/12/2017).

judul gambar

“Kita sudah tahu risiko yang terjadi karena kecelakaan lalu lintas itu bisa berakibat hilangnya nyawa. Saya harap masyarakat lebih tertib kembali ketika berlalu lintas, terlebih dalam kondisi macet. Kesabaran sangat dibutuhkan,” ucap Nyoman Shuida.

Jabodetabek memiliki berbagai masalah seperti tingkat kemacetan yang tinggi di mana rasio volume kendaraan dibandingkan dengan kapasitas jalan sudah mendekati 1. Kondisi tersebut membuat jalan lebih mudah macet ketika terdapat sedikit gangguan seperti penurunan kecepatan pengguna jalan.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan, berdasarkan perhitungan Bappenas, kerugian akibat kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta saja mencapai Rp 67,5 triliun. “Sementara kerugian yang dialami di wilayah Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun,” ujarnya di Jakarta, Minggu (3/12/2017).

Dia memaparkan, sepeda motor di jalanan semakin dominan sementara peran angkutan umum masih rendah. Menurutnya, penggunaan angkutan umum di Jakarta baru 19,8% dan di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) baru 20%.

“Dari sini kita perlu membangun kesadaran kembali, untuk lebih tertib dan sadar berlalu lintas. Bahkan beralih ke moda angkutan umum,” tambah Nyoman.

Nyoman yang dalam kapasitasnya mengawal Gerakan Nasional Revolusi Mental mengatakan, Kemenko PMk dengan Kementerian dan Lembaga terkait terus melakukan upaya koordinasi untuk bisa menerapkan nila-nilai revolusi mental dalam kehidupan sehari-sehari di masyarakat. “Kami telah memiliki gerakan Indonesia tertib, bersih, melayani, bersatu dan mandiri. Ini harus disadari bahwa gerakan tersebut adalah gerakan penyadaran kembali, untuk melakukan sesuatu yang lebih baik ke depan,” ujarnya.

Nyoman berharap, masyarakat secara luas baik dari kalangan bawah, aparatur, pejabat, atau para tokoh sekalipun harus bersama-sama berupaya untuk bersikap tertib ketika dijalan. ” Sabar pada saat berkendara, menghargai orang lain ketika di jalan, dan saling menghormati saat di jalan maka angka kecelakaan bisa ditekan dan kita bisa menikmati tertibnya lalu linta Indonesia,” ujarnya.

Tertib berlalu-lintas juga relevan jika dikaitkan dengan tingginya angka pelanggaran saat Operasi Zebra awal November lalu. Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri yang menggelar Operasi Zebra 2017 selama 14 hari dari tanggal 1 sampai 14 November 2017 menemukan banyak pelanggaran. Jumlah kendaraan yang ditilang selama Operasi Zebra Jaya 2017 sebanyak 102.835 naik 32 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sebanyak 15.196 kendaraan melanggar rambu berhenti dan parkir, sedangkan yang melanggar marka berhenti berjumlah 12.602 kendaraan. Dari operasi tersebut polisi juga menyita sejumlah barang bukti dalam operasi ini, di antaranya 61.477 SIM, 74.039 STNK, dan 626 kendaraan. “Dari hal ini kita tahu bahwa eskalasi pelanggaran lalu lintas masih tinggi dan kita perlu bersama-sama membangun kesadaran itu kembali,” pungkas Nyoman. (ES265)

judul gambar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *