banner 728x250

Kisah Penderita Thalasemia, Butuh Perhatian Pemerintah Dan Tangan Para Dermawan

judul gambar

Kisah Penderita Thalasemia Butuh Perhatian Pemerintah dan Uluran Tangan para Dermawan

Lampung Utara – Rosada gadis belia yang terlahir dari pasangan M Hijazi dan Suwaiba (Alm) pada 16 tahun silam, menyandang nasib tidak sebaik nasib remaja lainnya. Pasalnya gadis malang ini memiliki sepenggal cerita lika-liku menjalani hidup.

judul gambar

Singkat cerita Rosada di tinggal ibunya ketika berusia kurang lebih satu tahun, kini Rosada tinggal bersama nenek dan kakeknya di Desa Sumber Tani, Kecamatan Abung Pekurun, Kabupaten Lampung Utara (Lampura). Pada belasan tahun silam ketika Rosada berusia satu tahun Sang Maha Pecinta berkehendak lain, akhirnya di usia muda ibu kandung Rosada tutup usia, sedangkan ayahnya menikah lagi dengan wanita lain. Sehingga membuat gadis kecil ini harus tinggal bersama kakek dan neneknya, yang berpenghasilan pas-pasan, Jum’at (30/09/2022).

Tak cukup disitu, ujian hidup yang di alami gadis belia ini tak kunjung henti, bak kata pepatah ” Sudah Jatuh Tertimpa Tangga,”, Namun apa hendak di kata, semua kehendak Sang Maha Pencipta, mungkin dibalik cerita hidup yang di alami Rosada kelak akan ada hamparan mutiara.

Kisah ini diceritan oleh kakek Rosada, M Nasir kepada awak media TRANSPARANCY  bersama tim sahabat salah satu anggota DPR-RI Komang Koheri yang ada di kabupaten Lampung Utara.

Kepada awak media kakek Rosada menceritakan awal terjadinya kelainan yang dialami cucunya, kala itu Rosada kehilangan nafsu makan dan tampak begitu lemah, selalu ngantuk yang tidak wajar, melihat kelainan itu kemudian Rosada di bawanya berobat ke rumah Sakit Handayani, salah satu rumah sakit yang ada di Lampung Utara. Oleh tim medis Rosada di Diagnosa mengalami Thalasemia atau Kelainan Darah.

Menurut keterangan dokter Thalasemia terjadi akibat kelainan genetik yang diturunkan. Artinya, kondisi ini sudah bisa terjadi sejak masa kanak-kanak. Umumnya, gejala awal yang akan muncul adalah gejala Anemia, yang menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas dan Rosada harus rutin melakukan transfusi darah, tutur kakek Rosada.

Lanjut kakek Rosada, sejak mendapat diagnosa itu dari usia kurang lebih 18 bulan setiap satu minggu selalu dilakukan transfusi darah kepada Rosada, hingga kini sampai Rosada berusia 16 tahun masih rutin melakukan transfusi darah namun yang tadinya setiap minggu kini transfusi darah untuk Rosada di jadwalkan oleh tim medis setiap 3 minggu sekali.

Sebagai manusia biasa dan ekonomi yang kurang mampu demi kelangsungan hidup Rosada apa saja saya jual mas, ungkap kakek Rosada sembari mengusap linangan air mata yang mengalir membasahi wajah rentanya, sungguh ini suatu kemuzizatan Allah SWT yang diberikan kepada cucu saya –Red (Rosada) karena hidup Rosada bergantung pada kesediaan uang untuk melakukan transfusi darah, tapi Alhamdulillah Allah SWT Maha kaya dan Maha Berkuasa atas segalaNya sehingga ada aja rezeki buat Rosada, meski saya harus mengencangkan perut menahan lapar demi biaya perobatan dan transfusi darah Rosada.

Tentunya sebagai makhluk ciptaan Allah yang sudah renta ini, jikalau tidak memberatkan sesama insan, saya sangat berharap kepada pemerintah daerah dan kepada insan dermawan agar dapat mengulurkan tangan dermawan nya supaya dapat membantu biaya perobatan Rosada, karena selain Rosada mungkin masih banyak pengidap Thalasemia lainnya, yang tentunya sangat membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah dan uluran tangan dari para dermawan, pungkasnya.

 

judul gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *