banner 728x250

Muhammadiyah, NU, LDII, HTI Jateng Tak Kerahkan Massa 4 November

judul gambar

Semarang, Mediatransparancy.com – Organisasi agama di Jawa Tengah diminta tidak turun ke Jakarta untuk melakukan demonstrasi besar-besaran terkait dugaan kasus penistaan agama oleh Gubernur DKI nonaktif Basuki T Purnama (Ahok) pada 4 November. Mereka dapat tetap menyampaikan aspirasinya di Jawa Tengah.

“Pertemuan secara informal, kepolisian sudah langsung ke tempat organisasi-organisasi kemasyarakatan. Ini secara formal kita kemas, khususnya menyikapi tanggal 4 November. Dialog yang sama juga berlangsung di kabupaten/ kota. Untuk menyampaikan aspirasinya, cukup berunjuk rasa di Jateng saja. Tidak harus sampai ke Jakarta,” kata Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono acara Silaturrahmi Antarumat Beragama dan Masyarakat, di Ruang Rapat Gedung A Lantai II Kantor Gubernur, Rabu (2/11).

judul gambar

Diakui, menyampaikan pendapat di muka umum memang dilindungi Undang-undang. Namun, Kapolda mengingatkan aspirasi yang disampaikan juga harus memenuhi kewajiban. Antara lain, tidak memecah belah persatuan, menjaga keamanan, dan menghargai hak-hak orang lain.

Dia menambahkan, rencana demo 4 November disikapi serius oleh pemerintah. Sebab, sejak beredarnya pemberitaan dugaan penistaan agama oleh Ahok, masyarakat menyikapinya dengan banyak hal, bahkan berdampak pada timbulnya rasa takut di masyarakat. “Acara ini semoga bisa memberi kesejukan umat,” ujarnya.

Senada, disampaikan Kasdam IV/ Diponegoro Brigjen TNI Joni Supriyanto. Dialog yang diselenggarakan bertujuan mendinginkan masalah dugaan penistaan agama yang akhir-akhir ini bergulir. Joni berpendapat, semua pihak punya andil untuk meredakan. Tokoh-tokoh agama yang hadir dalam dialog juga diminta bisa menyosialisasikan kepada umatnya agar mereka tidak terprovokasi.

“Media sosial jadi bagian besar untuk memrovokasi. Kadang kita tidak melakukan cross check dulu. Begitu informasinya dirasa bagus, langsung di-share. Ini perlu menjadi pembelajaran. Dan dalam forum ini diharapkan Bapak/ Ibu bisa menyosialisasikan umat di bawahnya (untuk meredakan, red), bahwa perbedaan adalah anugerah,” jelasnya.

Penulis : Chris Muryat/rel

judul gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *