TAPUT, MediaTransparancy – Pada tahun anggaran 2022 yang lalu Dinas PU Kabupaten Taput mengalokasikan cukup banyak anggaran untuk perbaikan jalan, yang tujuannya untuk mempercantik dan memperindah jalan di wilayah Taput.
Namun, rencana mulia tersebut tidak diikuti dalam pelaksanaan. Terbukti, dari sekian banyak pekerjaan perbaikan jalan di Taput, tidak sedikit yang dikerjakan asal-asalan.
Data yang diperoleh MediaTransparancy.com, pada tahun anggaran 2022 yang lalu, kegiatan Dinas PU Taput yang menjadi sorotan akibat pelaksanaan pekerjaan yang amburadul terdiri dari:
1. Pemeliharaan Berkala Jalan Desa Lobusikkam, Kecamatan Sipoholon dengan anggaran sebesar Rp 145.355.000 dikerjakan oleh CV Marthin Syahputra.
2. Pembangunan Jalan Desa Lumban Sipahutar, Kecamatan Sipoholon dengan anggaran Rp 142.315.000 dikerjakan CV Masphaga.
3. Pemeliharaan Berkala Jalan Pagar Batu – Dolok Imun Desa Hutaraja dengan anggaran Rp 193.800.000 dikerjakan CV Juvenia.
4. Lapen Sigarigar Desa Simasom Dolok dengan anggaran Rp 143.585.282 dikerjakan CV Dhitari.
5. Pekerjaan Jalan Simangonding oleh CV Dinamika Jaya Amerta dengan anggaran Rp 142.500.000.
6. Lapen Desa Simanampang dengan anggaran Rp 143.595.282 dikerjakan CV Lovian.
7. Lapen Menuju SMPN 2 Sigompulon, Kecamatan Pahae Julu dengan anggaran Rp 95.913.480, dikerjakan CV Nirwana.
8. Rekonstruksi Jalan Sigompulon – Bonani Dolok Kec. Pahae Jae dengan anggaran sebesar Rp 191.827.084 dikerjakan CV Rika Silaban.
9. Lapen Jalan Desa Sangkaran dikerjakan CV Basa Mandiri dengan pagu anggaran sebesar Rp 145.365.205,42.
Akibat pelaksanaan pekerjaan yang asal jadi, hampir semua proyek tersebut tidak memiliki umur yang panjang. Baru seumur Kedelai sudah mengalami kerusakan.
Menanggapi banyaknya kegiatan Dinas PU Taput yang diduga dikerjakan serampangan tersebut, Sekjen LSM Gerakan Cinta Indonesia (LSM GRACIA), Hisar Sihotang yang dikintai komentarnya berujar, bahwa minimnya pengawasan yang dilakukan Dinas PU Taput membuat banyak pekerjaan yang amburadul.
“Dari sekian banyak proyek Dinas PU Taput tersebut, hampir keseluruhan dikerjakan tidak sesuai spek. Itu terjadi karena beberpa hal. Pertama, pengawasan tidak becus, kedua, kontraktor tidak becus, dan ketiga, ada persekongkolan,” ujarnya.
Dikatakan Hisar, bahwa pekerjaan hampir semua proyek tersebut tak ubahnya seperti Martabak Telor.
“Nggak ada ubahnya seperti Martabak Telor. Yang penting jadi,” ungkapnya.
Hisar mendesak aparat hukum terkait untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan itu.
“Jaksa harus usut itu semua pekerjaan. Miliaran uang rakyat telah digelontorkan untuk proyek tersebut, harus diusut,” katanya.
Selain itu, jelas Hisar, para pejabat Dinas PU Taput yang menangani proyek tersebut untuk dilakukan evaluasi.
“Kita minta Bupati Taput diujung kepemimpinannya agar memberikan yang terbaik. Lakukan evaluasi kepada seluruh pejabat PU yang memiliki keterkaitan akan proyek tersebut,” paparnya.
Sementara itu, Sekdis PU Taput, Bupati Rajagukguk yang dikonfirmasi terkait keberadaan proyek tersebut lebih memilih cuek dan tidak mau tau.
Tidak hanya proyek tahun anggaran 2022, proyek Dinas PU Taput 2023 juga mendapat kritikan, yakni proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Desa Hariara Sijaba, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara sepanjang 758 meter dengan pagu anggaran sebesar Rp 1 miliar yang dikerjakan CV Sitopak juga ditenggarai dikerjakan tidak sesuai spek.
Proyek ini diduga menggunkan adukan semen yang tidak sepatutnya yang berakibat fatal terhadap mutu dan kualitas pekerjaan.
Tidak hanya itu, pemasangan lantai irigasi dilakukan pada saat ada genangan.
Penulis: Redaksi