JAKARTA, mediatransparancy.com – Untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan genangan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur, pada tahun anggaran 2022, Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Administrasi Jakarta Timur melakukan beberapa perbaikan, salah satu diantaranya pekerjaan saluran Jalan Pisangan Baru Utara.
Proyek saluran yang dikerjakan PT Marboras Indah Cemerlang, dengan pengawas PT Daffa Cakra Mulya.
Namun sayang, Sudin SDA Jaktim maupun kontraktor tidak menyuguhkan informasi akurat terkait besaran anggaran untuk pelaksanaan proyek tersebut.
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, ditemukan berbagai kejanggalan, seperti halnya, lumpur bekas galian saluran tidak langsung diangkut, tetapi dibiarkan menumpuk hingga memakan badan jalan, sehingga mengganggu arus lalu lintas.
Tidak hanya itu, dalam pemasangan Uditch tidak menggunakan lantai kerja sebagaimana lazimnya.
Salah seorang warga sekitar, yang juga pegawai Dinas SDA DKI Jakarta kepada mediatransparancy.com menyampaikan, bahwa ada kejanggalan dalam pelaksanaan proyek tersebut.
“Pelaksanaan proyek ini sangat mengganggu kenyamanan berlalu lintas akibat tumpukan lumpur bekas galian saluran yang dibiarkan berminggu-minggu menumpuk dijalankan. Seharusnya langsung diangkut keluar,” ujarnya dengan meminta identitasnya dirahasiakan.
Dirinya juga mempertanyakan pemasangan Uditch yang tidak menggunakan lantai kerja.
“Saya juga tidak menemukan adanya lantai kerja sebelum pemasangan Uditch. Apakah spek dari Sudin SDA Jaktim seperti itu atau tidak, saya kurang paham. Tetapi seharusnya ada,” ungkapnya.
Warga lainnya mengungkapkan, bahwa pengerjaan proyek tersebut merugikan warga sekitar.
“Motor aja susah kuar rumah akibat lumpur yang menggunung persis depan pintu rumah saya. Proyek ini nggak ada faedahnya buat kami, rugi iya,” katanya.
Senentara itu, Kasudin SDA Kota Administrasi Jakarta Timur, Santo yang dikonfirmasi terkait pelaksanaan proyek saluran di Jalan Pisangan Baru Utara tersebut lebih memilih cuek.
Sekjen LSM Gerakan Cinta Indonesia (Gracia), Hisar yang dimintai komentarnya seputar pelaksanaan proyek Sudin SDA Jaktim tersebut berujar, bahwa hal tersebut sudah biasa.
“Sejujurnya saya tidak kaget. Dari dulu proyek Sudin SDA Jaktim seperti itu,. Justru kalau pelaksanaan proyek di Sudin SDA Jaktim bagus, baru saya heran,” katanya.
Disebutkannya, lemahnya pengawasan internal menjadi ‘biang kerok’ kurang optimalnya pelaksanaan lapangan.
“Yang mereka pikirkan hanya progres pekerjaan, hasil bisa diatur. Masyarakat yang terganggu akibat tumpukan lumpur bekas galian saluran yang dibiarkan menumpuk berminggu-minggu di depan pintu warga mereka tidak mau tau,” tandasnya.
Ditambahkan Hisar, Inspektorat DKI Jakarta disarankan untuk melihat langsung proses pembuatan suran oleh Sudin SDA tersebut.
“Inspektorat DKI harus turun melihat langsung proses pengerjaannya. Apakah memang sebelum pemasangan Uditch harus membuat lantai kerja dulu, atau sesuka hati,” sebutnya. Anggiat.
