SAMOSIR, mediatransparancy.com – Dulu, Samosir disebut sebagai peta kemiskinan. Karena kehidupan ekonomi didaerah ini sangatlah tertinggal.
Berbeda dengan sekarang. Putra-putri dari Samosir sudah banyak yang sukses sampai ditingkat nasional. Selain itu: daerah ini juga sudah menjadi perhatian pemerintah pusat. Karena keindahan alamnya yang luar biasa: membuat Samosir menjadi kunjungan wisata sampai tingkat internasional. Sehingga pembangunan didaerah ini menjadi perhatian pemerintah.
Salah satu putra terbaik dari Samosir yang sukses di perantauan adalah Ober Gultom. Ober Gultom adalah putra Desa Sitamiang Kecamatan Onanrunggu. Ia berhasil dengan karir PNSnya sampai tingkat sekretaris di Kementrian PUPR. Hal itu tentu bukan sesuatu yang instan didapatkanya.
Ober Gultom adalah anak dari Ater Gultom dan Kleman boru Manurung yang berprofesi sebagai petani. Kebutuhan hidup mereka dari hasil pertanian tradisional. Sehingga dapat dikatakan penghasilanya pas-pasan atau bahkan kekurangan.
Pahitnya kehidupan di Sitamiang membuat Ober Gultom dengan rasa sedih harus meninggalkan kampung halamanya. Ia berangkat dengan bermodalkan nekad dan doa dari kedua orangtuanya pada Tahun 1971.
Kala itu, Ober Gultom meneteskan air mata, pada saat meninggalkan kampung halamanya. Kedua orangtuanya berpesan padanya “Molo taruli ngolumi amang: bangun hutami. Unang loas hatadingan”. Perkataan kedua orangtuanya itu menjadi motivasinya berangkat keperantauan.
Seiring waktu, Ober Gultom pun berhasil mengharumkan nama kampung halamanya setelah ia sukses meniti karir hingga menjadi seorang pejabat tinggi di kementrian PUPR. Tentu, perjuanganya tidak lekang dari dukungan doa dari kedua orangtuanya, sebagaimana yang sudah menjadi motto bagi orang batak adalah “Anakkon ki do hamoraon diau”.
Keberhasilan yang dicapainya juga tidak lepas dari dukungan saudaranya dan dari dukungan Ibotonya atau saudara perempuanya, yang tak akan bisa dilupakanya.
Ober Gultom menikah dengan Junita Panjaitan dan dikaruniai lima orang anak, yakni: Andrew Gultom, Vandiko Gultom, Ersya Gultom, Diva Gultom, dan Pitta Gultom. Hingga saat ini, Ober Gultom bersama saudara dan saudarinya tetap akrab dan saling mendukung.
Sewaktu menjabat di Kementrian PUPR, Ober Gultom memberikan perhatianya untuk pembangunan Samosir, dengan pembangunan-pembangunan infrastruktur yang didanai dari APBN.
Bahkan setelah pensiun dari pekerjaanya, Ober Gultom juga menunjukan niatnya membangum kampung halamanya Samosir.
Salah satu niatnya membangun Samosir ditunjukanya dengan mendukung dan memperjuangkan anaknya Vandiko Timotius Gultom maju menjadi calon bupati di Samosir pada tahun 2020. Alhasil, Vandiko Timutius Gultom berhasil memperoleh suara terbanyak dipilkada dan dilantik menjadi Bupati Samosir.
Hingga saat ini: setelah anaknya Vandiko menjadi bupati Samosir, ia tetap memberikan dukunganya untuk pembangunan Samosir. Ilmu birokrasi yang dimilikinya saat menjabat di kementrian juga diajarkanya kepada anaknya. Itu terbukti dengan beberapa pembangunan yang telah dirasakan masyarakat Samosir saat ini.
Meski memiliki harta yang cukup, anaknya Vandiko tidak terlihat hidup mewah. bahkan dihadapan masyarakat, Vandiko tampil dengan sederhana, tidak menunjukan kemewahan.
Sama seperti kedua orangtuanya: Ober Gultom juga memiliki motto “Anakkon ki do hamoraon diau” ia menjujung tinggi cita-cita anaknya, hingga menjadi orang yang sukses.