MEDIA TRANSPARANCY – Tempat rekreasi atau wisata Huta Ginjang, di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, belum memenuhi standar pelayanan umum yang prima.
Lokasi wisata yang saat ini sudah berbayar retribusi menggunakan karcis, berlambang Pemerintah Kabupaten, Taput tersebut, ternyata belum mampu menjamin kenyamanan pengunjung apalagi untuk anak-anak. Tempat wisata lingkar luar Danau Toba yang sudah ditinjau Presiden Republik Indonesia, H.Joko Widodo itu, pengelola seharusnya mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pengunjung dari pada langsung menarik retribusi terhadap pengunjung.
Besaran nilai retribusi tidak menjadi masalah bagi pengunjung, yang penting terjamin keselamatan para pengunjung. Dimana, pembangunan pemandangan yang dapat melihat ke seluruh penjuru kawasan Danau Toba itu, masih sembrawut. Apalagi disisi Utara atau pinggiran mengarah Danau Toba belum disediakan pagar pengamanan, sehingga sangat mengkhawatirkan terhadap keselamatan anak-anak.
Kecemasan karena ketidak nyamanan pengunjung di tempat wisata pemandangan Huta Ginjang, Muara, Taput, disampaikan Lince (53). Pengunjung ini menyaksikan pinggir pemandangan yang belum ada pagar pengaman lokasi. ” Khusus bagi anak anak pengunjung Huta Ginjang belum nyaman karena Tidka ada pagar lokasi sehingga sangat mencemaskan”, ujarnya 30/4/2021.
Pihaknya berharap pihak pengelola tempat wisata Huta Ginjang supaya segera membangun pagar pengaman bagi pengunjung. “Pengunjung ditagih retribusi orang dan parkir kendaraan, tapi tidak nyaman, jangan setelah ada kejadian baru berkemas membuat pagarnya. Pemda Kabupaten Tapanuli Utara harus segera membuat pagar lokasi rekreasi tersebut”, ucapnya.
Sementara menyangkut pagar pengaman yang tidak dipasang di lokasi rekreasi Huta Ginjang, Rajagukguk yang mengaku dari pihak pengelola, mengatakan, pagar belum dibuat karena anggaran belum ada. Memang disengaja terbuka demikian sebab lahan ini juga di gunakan para penerbang olah raga Gantole. “Tadinya ada pagarnya tapi karena sering digunakan paralayang Gantole sehingga paga di copot”, ucapnya.
Penulis : P. Sianturi